Prosedur QC
Beberapa rekomendasi di bawah ini mungkin tidak semuanya bisa diterapkan secara langsung dengan mempertimbangkan jenis barang dan sifat konsumen. Kami berusaha agar prosedur ini secara umum bisa mewakili seluruh kegiatan QC di lapangan terutama QC untuk inspeksi sebelum pengiriman.
Artikel ini khusus diperuntukkan bagi anda yang bekerja sebagai QC atau mempersiapkan buku manual untuk QC.
Terlepas dari semua proses tersebut di atas, akan penting sekali apabila saat anda melakukan perakitan (untuk produk knock down) dengan dibantu oleh orang lain yang tidak mengerti sama sekali tentang teknis. Hal ini akan sangat baik untuk mengetahui apakah produk anda memang layak untuk dipasarkan. Di luar sana banyak orang yang tidak mengerti teknis tetapi harus melakukan perakitan furniture yang telah mereka beli. Di Indonesia rutinitas yang ada biasanya akan menyuruh orang khusus yang mengerti untuk membantu merakit produk tersebut.
Tapi apabila anda memproduksi produk ekspor? Apakah mereka akan memiliki orang khusus seperti itu? Jawabannya adalah 'Ya' tapi ongkos untuk itu bisa jadi lebih mahal daripada harga produk anda....
Artikel ini khusus diperuntukkan bagi anda yang bekerja sebagai QC atau mempersiapkan buku manual untuk QC.
- Pastikan bahwa anda sudah memiliki dokumentasi lengkap tentang produk yang akan diinspek. Dokumen tersebut harus meliputi paling tidak spesifikasi produk, order quantity, dan aturan dasar inspeksi.
- Peralatan QC harus tersedia dan bekerja dengan baik misalnya meteran/kaliper, MC meter, obeng atau allen key (jika perlu), contoh warna dan lainnya.
- Pemeriksaan sebaiknya dilakukan secara global dahulu berawal dari packing dan jumlah barang yang tersedia apakah telah mencukupi kebutuhan. Ini penting untuk dimasukkan ke dalam laporan inspeksi.
- Pemeriksaan tentang kualitas penggunaan material utama pada perabot. Misalnya material utama adalah MDF, periksa apakah benar bahwa bahan yang dipakai adalah MDF? Bukan material yang lain?. Atau apabila material utamanya adalah kayu solid, periksa apakah jenis kayu yang digunakan sesuai dengan spesifikasi.
- Kualitas pengerjaan sebagai bagian lain yang harus diperiksa. Cek kualitas pengerjaan mesin dan perakitannya, dan periksa pula kualitas penyetelan pintu dan laci (bila ada).
- Periksa kualitas dan jenis finishing yang digunakan. Pastikan bahwa finishing sesuai dengan spek dan kualitasnya sesuai dengan standar yang telah disepakati bersama terutama warna finishing.
- Hardware atau perlengkapan perabot menjadi bagian selanjutnya untuk diperiksa. Pemeriksaan meliputi kualitas hardware, pemasangan pada perabot dan jumlah perlengkapan.
- Bagian akhir untuk pemeriksaan yang tidak kalah penting adalah dengan cara menggunakan produk yang sedang diinspek sesuai dengan fungsinya. Misalnya kursi, cobalah dengan duduk pada kursi tersebut. Dan apabila anda sedang inspek laci, cobalah membuka laci tersebut selama beberapa kali untuk mendapatkan gambaran tentang apa yang akan didapati oleh konsumen pada waktu membeli barang tersebut.
Terlepas dari semua proses tersebut di atas, akan penting sekali apabila saat anda melakukan perakitan (untuk produk knock down) dengan dibantu oleh orang lain yang tidak mengerti sama sekali tentang teknis. Hal ini akan sangat baik untuk mengetahui apakah produk anda memang layak untuk dipasarkan. Di luar sana banyak orang yang tidak mengerti teknis tetapi harus melakukan perakitan furniture yang telah mereka beli. Di Indonesia rutinitas yang ada biasanya akan menyuruh orang khusus yang mengerti untuk membantu merakit produk tersebut.
Tapi apabila anda memproduksi produk ekspor? Apakah mereka akan memiliki orang khusus seperti itu? Jawabannya adalah 'Ya' tapi ongkos untuk itu bisa jadi lebih mahal daripada harga produk anda....