Kayu Laminating Justru Lebih Kuat
Seringkali orang ragu ketika akan membuat suatu laminasi pada kayu solid. Keraguan itu timbul karena kayu solid masih menjadi sebuah material yang terbukti kuat dan awet. Beberapa faktor terutama pada proses laminasi memiliki peranan penting pada hasil dan kekuatan laminasi tersebut.
Kita perlu ketahui dahulu jenis kayu dan densitas kayu solid tersebut. Kayu yang memiliki densitas tinggi biasanya memiliki pori-pori yang memiliki daya ikat kuat satu dengan lainnya.
Oleh karena itu lem yang mengikat komponen satu dengan lainnya juga harus cukup kuat. Sedangkan kayu dengan densitas rendah cenderung memiliki kekuatan belah yang rendah.
Lem kayu yang berkualitas baik sudah selayaknya memiliki daya ikat yang baik pula ketika diaplikasikan dengan benar. Lem kayu telah melewati beberapa ujian kekuatan antara lain dengan cara merendam hasil laminasi selama 24 jam di dalam air. Atau bisa dengan memberikan beban tertentu pada laminasi.
Beberapa hasil uji menunjukkan bahwa garis laminasi tetap utuh, namun justru bagian kayu yang terbelah karena tidak mampu menahan tarikan. Laminasi pada dasarnya justru memiliki daya ikat lebih baik daripada kayu solid itu sendiri apabila proses pengelemennya dilakukan dengan benar.
Pengecekan pada Laminasi:
1. Kayu yang akan dilaminasi harus kering (memiliki level MC yang baik). Bertujuan agar lem kayu bisa benar-benar meresap dengan baik ke dalam kayu.
2. Jangan lakukan laminasi pada jenis kayu yang berbeda untuk mendapatkan hasil terbaik.
3. Jangan lakukan laminasi pada jenis kekerasan kayu yang berbeda terlalu jauh ; kayu keras dengan kayu lunak ; kayu teras dengan kayu gubal.
4. Apabila memungkinkan, kayu yang dilaminasi sebaiknya memiliki ukuran lebar atau tebal yang sama. Susunan ini bisa membantu kayu dari resiko melengkung.
5. Permukaan bidang laminasi harus halus dan sama rata. Hal ini akan membantu perataan luas bidang lem dan ikatan antar komponen.
6. Viskositas lem kayu harus pada standar yang direkomendasikan oleh produsen lem.
7. Pressing sangat penting untuk laminasi. Lebih besar tekanan yang diberikan akan membantu 'penetrasi' lem ke kayu lebih baik sehingga jumlah lem yang meresap akan lebih banyak.
8. Drying time lem pada saat pressing juga sangat penting. Untuk lem normal, waktu untuk pressing bisa sekitar 3-4 jam. Setelah itu bisa diletakkan tanpa tekanan tinggi selama 24 jam sebelum laminasi tersebut memasuki proses pengerjaan selanjutnya.
Apabila anda bisa dengan efektif menjalankan kontrol tersebut, maka pilihan untuk membuat laminasi akan menjadi lebih mudah. Secara teknis dan ekonomis, laminating lebih baik dari kayu solid (tidak berlaku pada jenis kayu tertentu).
Hal lain yang akan harus menjadi pertimbangan anda selanjutnya adalah masalah estetika antara lain bahwa garis laminasi akan merusak nilai estetis dari produk anda atau tidak?
Kita perlu ketahui dahulu jenis kayu dan densitas kayu solid tersebut. Kayu yang memiliki densitas tinggi biasanya memiliki pori-pori yang memiliki daya ikat kuat satu dengan lainnya.
Oleh karena itu lem yang mengikat komponen satu dengan lainnya juga harus cukup kuat. Sedangkan kayu dengan densitas rendah cenderung memiliki kekuatan belah yang rendah.
Lem kayu yang berkualitas baik sudah selayaknya memiliki daya ikat yang baik pula ketika diaplikasikan dengan benar. Lem kayu telah melewati beberapa ujian kekuatan antara lain dengan cara merendam hasil laminasi selama 24 jam di dalam air. Atau bisa dengan memberikan beban tertentu pada laminasi.
Beberapa hasil uji menunjukkan bahwa garis laminasi tetap utuh, namun justru bagian kayu yang terbelah karena tidak mampu menahan tarikan. Laminasi pada dasarnya justru memiliki daya ikat lebih baik daripada kayu solid itu sendiri apabila proses pengelemennya dilakukan dengan benar.
Pengecekan pada Laminasi:
1. Kayu yang akan dilaminasi harus kering (memiliki level MC yang baik). Bertujuan agar lem kayu bisa benar-benar meresap dengan baik ke dalam kayu.
2. Jangan lakukan laminasi pada jenis kayu yang berbeda untuk mendapatkan hasil terbaik.
3. Jangan lakukan laminasi pada jenis kekerasan kayu yang berbeda terlalu jauh ; kayu keras dengan kayu lunak ; kayu teras dengan kayu gubal.
4. Apabila memungkinkan, kayu yang dilaminasi sebaiknya memiliki ukuran lebar atau tebal yang sama. Susunan ini bisa membantu kayu dari resiko melengkung.
5. Permukaan bidang laminasi harus halus dan sama rata. Hal ini akan membantu perataan luas bidang lem dan ikatan antar komponen.
6. Viskositas lem kayu harus pada standar yang direkomendasikan oleh produsen lem.
7. Pressing sangat penting untuk laminasi. Lebih besar tekanan yang diberikan akan membantu 'penetrasi' lem ke kayu lebih baik sehingga jumlah lem yang meresap akan lebih banyak.
8. Drying time lem pada saat pressing juga sangat penting. Untuk lem normal, waktu untuk pressing bisa sekitar 3-4 jam. Setelah itu bisa diletakkan tanpa tekanan tinggi selama 24 jam sebelum laminasi tersebut memasuki proses pengerjaan selanjutnya.
Apabila anda bisa dengan efektif menjalankan kontrol tersebut, maka pilihan untuk membuat laminasi akan menjadi lebih mudah. Secara teknis dan ekonomis, laminating lebih baik dari kayu solid (tidak berlaku pada jenis kayu tertentu).
Hal lain yang akan harus menjadi pertimbangan anda selanjutnya adalah masalah estetika antara lain bahwa garis laminasi akan merusak nilai estetis dari produk anda atau tidak?